17.10.12
By - 17.10.12
Perusahaan Listrik Negara alias PLN berkomitmen untuk menyelenggarakan budaya Good Corporate Governance (GCG). Sejalan dengan komitmen tersebut,adalah wajar jika rakyat pengguna jasa listrik berharap besar terhadap kinerja PLN agar semakin baik dan solid kedepannya.
aku dan pln
Dirgahayu PLN
Widih, serius amat bun mbacanya?xixi.. Oiya perkenalkan dulu deh, gue Daisy Sugiarto, salah satu pelanggan setia PLN *gimana gak setia,wong PLN cuma atu-atunya perusahaan listrik di Negara ini,hihi.*

Karena sebagai the one and only Perusahaan penyedia jasa jaringan listrik di Indonesyah tercinta, hegemoni dominasi PLN sangatlah besar sebagai ujung tombak ketersediaan pasokan listrik secara berkesinambungan.

Gue yakin, sebagai perusahaan yang menguasai hajat hidup lebih dari 250 juta rakyat Indonesia [1], PLN secara terus menerus berusaha memperbaiki kinerja mereka untuk memenuhi harapan-harapan 250 juta kepala tersebut.

Masih banyak saudara kita yang belum "kesetrum" listrik

Bayangpun temans, masih ada 150 juta lebih rumah tangga Indonesia berharap kebagian jatah listrik, padahal PLN baru mengkaper 50 juta sambungan listrik aja sudah kelimpungan untuk memanagenya, gimana kalau pelanggannya sudah lebih dari 100 juta?Permasalahan-permasalah internal dan eksternal yang dihadapi PLN sangat komplek, contohnya mati lampu saja, penyebabnya bisa ribuan macam jika ditelusuri.

Tidak salah jika bekas Direktur Utama PLN *notebene sekarang malah jadi Menteri BUMN*, Dahlan Iskan mencanangkan program 3459, 3 jam mati lampu dalam setahun, 45 menit respon, dan 9 jam mati lampu dalam setahun per pelanggan[2] yang kesemuanya adalah pembenahan PLN baik secara teknis maupun nonteknis kearah yang lebih jelas dan terukur agar semua masyarakat kebagian listrik.

Dengan konsep yang jelas seperti ini, keluhan masyarakat terhadap PLN menurut pengamatan gue, jauh berkurang *bahkan kini di Lampung, pemadaman bergilir hampir tidak ada lagi, yang ada mati lampu karena fenomena alam atau kejadian tak terduga lainnya* dan itupun tidak lama.\m/

Kurangi penggunaan listrik yang tak perlu

Sebagai ibu rumah tangga yang hobi masak, gue ketergantungan banget dengan listrik. Tapi atas saran misua, gue mulai mengurangi penggunaan listrik yang berlebihan dan sesuai penggunaan saja.

Mixer, Microwave, Oven, kompor listrik, Dispenser, Rice cooker, Rice warmer, kulkas dan masih banyak peralatan memasak yang menggunakan listrik yang secara wattage, memakan daya cukup besar mulai gue menej. Itu baru urusan dapur, belum dihitung penggunaan listrik rumah tangga lainya dan gue harus pintar-pintar mengaturnya.

Dengan penggunaan daya listrik yang efisien, gue harap inilah balasan yang dapat gue lakukan untuk membantu PLN berbenah, dan pastinya membantu diri gue sendiri dari tagihan PLN yang membengkak, xixixi. Tapi eiits, jangan mentang-mentang banyak duit, kita jadi seenaknya menggunakan sumber daya listrik. "Duit-duit gue, terserah gue dong!" Itu pikiran picik kawan. Bukan hanya ente aja yang punya banyak duit kalee.

Mau kapan lagi kalau gak sekarang?

Kok repot amat mbak? Kadang memang repot sih untuk memanajemen penggunaan listrik rumah tangga, tapii.. dengan langkah konkrit ini, gue berhasil melakukan penghematan cukup banyak, hampir 30%. Gak perlu alat tambahan, gak perlu nyolong-nyolong, cukup saling mengingatkan antara gue, suami gue, dan anak gue yang kelas 1 SD untuk berlaku efisien terhadap penggunaan daya listrik.


  • Setrikaan baju, baru gue lakukan kalau udah numpuk atau maksimal 1 minggu 2 kali menyetrika. Dulu gue nyetrika hampir tiap malam, pikiran gue sih biar gak terlalu banyak tumpukan baju.
  • Gue biasain anak gue untuk mengatur jadwal main komputer dan main gamenya, maksimal 3 jam sehari dan setelahnya harus mati total.

Bantu PLN untuk berbenah

  • Untuk TV, DVD, stereo set gue atur penggunaan dan waktu nontonnya, jika sekiranya tidak ditonton untuk sementara waktu *misal ditinggal nyebokin sikecil*, jangan biasakan mati-hidup mati-hidupkan.Lebih baik di standby. Alih-alih mau hemat, justru hal tersebut berakibat tarikan daya listrik makin besar dan boros.
  • Berhemat ituh bukan mematikan atau menghidupkan perangkat dalam jeda yang singkat lho, artinya jika peralatan yang benar - benar harus selalu ON seperti kulkas dan pemanas nasi, ya silahkan saja dihidupkan sepanjang hari,hal ini untuk menjaga kestabilan listrik karena daya mereka cukup besar untuk membuat kejutan (spike) yang mengakibatkan thermis sering anjlok ketika kita sering mematikan dan menghidupkan secara cepat. Daan, yang pasti kalau kita sering melakukan hal ini, nasi kita jadi cepet basi.*xoxo*
  • Gue beli bak penampung air yang cukup gede *1000 liter*. Intinya biar gue tidak menggunakan mesin pompa air terus-menerus, cukup sekali hidup, stabil dan setelahnya mati total dalam jangka waktu cukup lama.
  • Gue ganti semua lampu penerangan dengan watt yang kecil tapi terang. Gue pake yang bermerk, mahal dikit tapi awet.
  • Terakhir, gue sama suami mengganti instalasi listrik rumah kami. Nyuruh orang sih. Pertimbangannya, gue beli rumah bukan rumah baru, pasti kabel instalasinya sudah mulai rapuh dan semrawut. Banyak colokan yang tidak diatur berakibat pada arus pendek dan terjadi kebakaran. Sebelum hal itu terjadi, gue lebih baik mencegahnya, daripada daripada...tul 'gak?

Nah, itulah beberapa cara gue untuk membantu PLN berbenah. Hasilnya, hampir setahun ini bayaran listrik gue dikisaran Rp.50,000 per bulan bahkan sempat menyentuh Rp.20,000-an. Gue sempet protes ke PLN, kenapa bisa murah banget *wong biasane mahal*, gue takut bulan berikutnya ngejedak jadi jut-jutan,berabeh! *orang yang aneh, dikasih murah malah protes*. Tapi kata petugas PLN yang memeriksa gak masalah, memang murni karena penghematan. \m/.

Hemat listrik bukan hanya tugas individu

Kita selalu saja mengkritik dan menghujat PLN, tapi sudahkah kita memenej perangkat listriknya masing-masing? Well,jika cuma gue yang berbenah, ya gak ada gunanya. Tapi jika ada 10,100,1000,1 juta atau bahkan 50 juta ibu-ibu rumah tangga yang ikut peduli, gue yakin banyak sekali penghematan yang bisa dilakukan PLN untuk lebih fokus memenuhi harapan kita.

Selalu terangi rumah kami

Lalu harapan gue apa buat PLN setelah bersusah payah begini? Sederhana saja, tetap terangi rumah kami agar anak-anak dapat belajar maksimal untuk hari ini,esok dan esoknya lagi sepanjang hari, minggu, dan tahun-tahun mendatang.
Bantu PLN untuk berbenah


Dirgahayu PLN yang sudah 67 tahun menerangi Indonesia.


Sumber:
[1]http://ariwahyudi.web.id/2012/06/jumlah-penduduk-indonesia/
[2]Buku "Indonesia, Habis Gelap Terbitlah Terang. Kisah Inspiratif Dahlan Iskan, Gaya Wartawan Mengelola Kelistrikan"
[3]www.pln.co.id
 

Start typing and press Enter to search